Negara Indonesia yang kita cintai ini ternyata memiliki potensi sumber daya yang sangat melimpah dan tidak pernah habis, serta akan tetap ada sepanjang usia alam itu sendiri yakni manusia, sinar matahari, tanah, hutan, dan laut. Luas lautan di Indonesia menghasilkan sumber daya perikanan dan kelautan yang dapat menopang perekonomian Indonesia. Keragaman sumber daya alam di Indonesia yang dapat dimanfaatkan juga relatif tinggi. Hal ini mengakibatkan munculnya komoditas unggulan daerah yang potensial.
Setiap wilayah di Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berbeda-beda karena memiliki kondisi geografis dan potensi yang tidak sama antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Secara teori setiap wilayah mempunyai keunggulan komparatif tersendiri. Keunggulan komparatif adalah suatu keunggulan yang dimiliki oleh suatu wilayah dibandingkan dengan yang wilayah lainnya. Adanya perbedaan potensi ini diharapkan mampu menyokong daerah lain yang kekurangan, sehingga yang kelebihan mendistribusikan ke yang kurang, yang kurang memanfaatkan bantuan kelebihan dari provinsi lain.
Sumber daya alam memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional. Sebuah pembangunan tidak akan terjadi jika tidak didorong dengan ketersediaan modal pembangunan yang cukup. Indonesia sangat beruntung memiliki ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. Keberhasilan melakukan pembangunan nasional akan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Sebagai modal dasar pembangunan nasional sumber daya alam tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar dapat mensejahterakan seluruh penduduk Indonesia.
Sumber daya alam hayati hayati antar region dimaksud di sini adalah hasil sumber daya alam hayati antar wilayah yang ada di Indonesia, bisa juga di sebut perbandingan hasil sumber daya alam. Potensi sumber daya alam hayati antar region di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Pertanian
Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Produk hortikultura Indonesia sangat beragam jenisnya, dan hal ini seharusnya bisa menjadi salah satu modal berharga untuk bisa bersaing, baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Hortikultura adalah komoditas yang akan memilki masa depan menjanjikan melihat keunggulan komperatif dan kompetitif yang dimilikinya dalam pemulihan perekonomian Indonesia waktu mendatang.
Bercermin pada masyarakat Indonesia pada umumnya dan petani pada khususnya yang cenderung memandang sebelah mata pada komoditi hortikultura, sudah saatnya kita untuk memberikan perhatian dan memahami betapa pentingnya komoditi hortikultura tersebut. Sesuai dengan program utama Pemerintah Pusat di bidang pertanian yaitu pembangunan berkelanjutan, salah satunya dengan diversifikasi pangan yang tertuang dalam rencana strategi kementrian pertanian 2010-2014, maka pengembangan komoditi hortikutura tidak boleh diabaikan.
Salah satu contoh tanaman hortikultura adalah durian. Durian berasal dari daerah tropis di Asia (Malaysia) kemudian menyebar ke Asia Tenggara dan berbagai belahan dunia. Untuk pasar luar negeri, penyuluhan rekomendasi varietas unggul serta promosi masih perlu ditingkatkan sesuai permintaan pasar. Demikian pula peningkatan adopsi dan aplikasi teknologi budidaya durian di sentra produksi dalam upaya peningkatan mutu buah.
Pesaing Indonesia sebagai penghasil buah durian adalah Thailand dan Malaysia. Sentra produksi durian di Indonesia adalah Sumatra Utara, Riau, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat. Varietas durian yang direkomendasikan untuk dibudidayakan adalah Sunan, Sukun, Petruk, Sitokong, Mas, Kane, Matahari dan Hepe.
Beberapa sentra tanaman hortikultura yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut.
No. | Jenis Tanaman | Sentra Produksi | Varietas Unggul |
---|---|---|---|
1. | Buah | Sumatera Utara | Durian Kani, Durian Ginting dan Sikapal |
2. | Sayur | Bumiayu, Jawa Tengah | Bawang Sidapurna, Kentang Granola, dan Cabai merah keriting Lado. |
3. | Obat | Karanganyar, Jawa Tengah | Murbei, Tapak dara, Ceplukan, Sirih. |
4. | Bunga/Hias | Bandungan, Jawa Tengah | Bunga krisan varietas Puspita Nusantara, Pasopati, dan Dewi Ratih |
Secara faktual kekayaan hutan Indonesia merupakan hutan tropis terbesar kedua di dunia setelah Brazil, disamping itu hutan Indonesia merupakan salah satu paruparu dunia, yang berfungsi sebagai filter dalam mengurangi pemanasan global secara signifikan. Dengan luas total hutan dan perairan di Indonesia dengan angka 136.176 ribu hektar alangkah beruntungnya kita mempunyai negara yang kaya akan hutan ini. Mulai dari keunggulan besarnya hutan lindung, hutan suaka alam, hutan produksi dan sebagainya.
Pulau Kalimantan adalah penyumbang paling besar. Produksi hasil hutan utama yang dihasilkan dari hutan Indonesia adalah kayu bulat. Produksi kayu bulat ini dihasilkan dari hutan alam melalui kegiatan perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), dan kegiatan izin pemanfaatan kayu (IPK) dalam rangka pembukaan wilayah hutan dan dari hutan tanaman melalui kegiatan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI), dan terakhir dari kegiatan hutan rakyat.
Kalimantan yang mempunyai kayu yang sangat membanggakan tapi keberadaannya sekarang sudah sangat memprihatinkan. Kayu tersebut dinamakan kayu Ulin atau dalam bahasa Inggrisnya, Iron Wood. Masyarakat yang berada di Kalimantan yang hampir kebanyakan bertempat tinggal di rawa-rawa pada zaman dulu memakai kayu Ulin menjadi sarana perumahan yang paling cocok untuk daerah rawa atau basah.
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Selama ini Kabupaten Blora (Jawa Tengah) dikenali sebagai daerah penghasil kayu jati terbaik di dunia. Selain kualitasnya bagus, produksinya juga cukup banyak. Komoditi ini kemudian banyak diolah menjadi berbagai kerajinan khas daerah yang tersebar di seluruh wilayah Blora.
Berikut ini beberapa daerah penghasil hasil hutan yang ada di Indonesia.
No. | Jenis Tanaman | Wilayah Produksi | Fungsi |
---|---|---|---|
1. | Agathis | Pulau Kalimantan dan Sulawesi | Keperluan pertukangan, dalam pembuatan tiang pada perahu, untuk konstruksi yang terletak dibawah atap, keperluan pada perabotan rumah tangga, sebagai papan bingkai dan juga untuk peti-peti pengemas. Kayu jenis agatis juga biasanya dipergunak |
2. | Jati | Blora, Jawa Tengah | Mebeler untuk interior bangunan, kerajinan pahat/ukir, rangka bangunan |
3. | Kruing | Pulau Kalimantan | Rangka bangunan, kusen, pintu dan jendela |
4. | Meranti | Pulau Kalimantan | Rangka bangunan, sirap, kusen, pintu, dan jendela |
5. | Rasamala | Pulau Jawa dan Sumatera | Daun rasamala yang masih muda biasa berwarna merah dan juga dapat buat sayur, lalapan, atau sebagai obat sakit batuk. Kayunya yang kuat dan biasa dipakai sebagai bahan utama untuk jembatan penghubung, bantalan pada rel kereta api, geladak/lantai, hingga bahan pembuat perahu. |
Disamping industri kayu, juga terdapat perdagangan hasil hutan lain seperti rotan, getah, tumbuhan obat, dan bambu yang secara umum lebih dikenal sebagai hasil hutan non kayu. Hasil hutan non kayu tersebut mampu memberikan manfaat yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan manfaat yang dapat diberikan hasil hutan kayu.
- Seperti bambu yang digunakan secara luas di Indonesia untuk bahan bangunan, penyangga bangunan, tempat air dan pipa saluran, tabung masak, keranjang, tikar, senjata, penangkap ikan, alat musik, dan sebagai salah satu sumber bahan baku bubur kayu dan kertas,
- Sedangkan produk getah-getahan yang dihasilkan beberapa jenis tanaman juga sangat berguna dan sangat berpotensi untuk dijadikan sumber pendapatan negara seperti resin, terpentin dan latex, serta berbagai jenis hasil hutan non kayu lainnya.
Hasil hutan non kayu sebenarnya sangat berpotensi sebagai komoditas kehutanan. Hasil hutan non kayu dapat dikatakan menyelamatkan eksploitasi terhadap hutan ketika potensi hasil hutan non kayu ini diakui. Hasil hutan non kayu ini bisa dibilang sangat menguntungkan, karena dari satu jenis saja kita bisa memanfaatkan bagian bagian dari suatu jenis tumbuhan tersebut.
3. Perikanan
Salah satu produk perikanan terkenal dari Indonesia adalah ikan tuna. Produksi tuna Indonesia adalah ekspor terbesar kedua secara nasional. Jepang, Amerika, dan Eropa adalah pasar utama dari produk tuna segar dan beku dari Indonesia. Sektor kelautan dan perikanan Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dan dapat diandalkan menjadi salah satu penggerak utama perekonomian nasional.
Potensi ekonomi kelautan dan perikanan Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 triliun dollar AS per tahun. Namun demikian, potensi yang baru dimanfaatkan diperkirakan masih kurang 10 persen.
- Perikanan Laut. Sejak kehadiran Kementerian Kelautan dan Perikanan tampak sejumlah kemajuan. Produksi perikanan, yang pada tahun 1999 baru 3,5 juta ton (peringkat ketujuh dunia), tahun 2010 mencapai 10,5 juta ton dan Indonesia menjadi produsen perikanan terbesar ketiga setelah China (55 juta ton) dan India (14 juta ton). Demikian pula dengan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap produk domestik bruto, kini mencapai 3,2 persen dari 1,9 persen pada 1999. Komoditas yang diimpor termasuk yang ada di Indonesia seperti kembung, layang, teri, dan tongkol, dengan nilai lebih dari 200 juta dollar AS per tahun. Padahal, potensi produksi perikanan Indonesia terbesar di dunia, 65 juta ton per tahun, dan baru dimanfaatkan 10,5 juta ton (16 persen).
- Perikanan Air Tawar. Potensi usaha ikan air tawar akan semakin menggiurkan. Memang, sebagian besar konsumsi ikan saat ini masih dipasok oleh hasil perikanan tangkap atau ikan laut. Namun diramalkan pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan melampaui produksi perikanan tangkap. Karena perikanan tangkap yang ada saat ini sudah overfishing. Sehingga ikan di laut semakin sulit didapatkan.
- Air Payau. Saat ini budidaya air payau khususnya tambak dengan komoditas udang dan bandeng masih manjadi unggulan di Indonesia. Pembudidayaan ikan air payau (bandeng) di Pulau Jawa utamanya Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Komoditi lainnya adalah Udang Windu. Budidaya udang windu terdapat hampir di semua wilayah Indonesia. Sentra budidaya udang windu sendiri terletak di Provinsi Sumatra Selatan, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
4. Peternakan
Populasi dan produksi ternak dalam negeri kita belum cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus impor. Adapun jenis-jenis ternak diantaranya ternak besar yakni, sapi, kerbau, domba, kambing, babi,dan ternak kecil yakni, kelinci, ayam, dan ternak lebah madu.
No. | Jenis Ternak | Daerah yang cocok | Alasan Pengembangan |
---|---|---|---|
1. | Ayam | Jawa dan Sumatera | Potensi akan produk ternak ayam sangat tinggi karena kesadaran masyarakat untuk mencukupi kebutuhan protein. |
2. | Kerbau | Aceh, Sulawesi, Jawa | Kerbau memiliki prospek yang cerah sebagai terutama untuk upacara adat di berbagai daerah. |
3. | Sapi | Madura, Bali Nusa Tenggara Barat | Kebutuhan daging dalam negeri belum bisa dipenuhi dan saat ini negara kita masih impor daging. |
4. | Kuda | Nusa Tenggara Timur dan Sumatera Barat | Kuda memiliki prospek yang baik karena harganya yang lebih tinggi dibandingkan dengan ternak lainnya. |
5. | Domba | Garut (Jawa Barat) | Ternak domba di daerah garut memiliki prospek yang baik terutama permintaan yang tingi pada hari Raya Idhul Adha. |
6. | Kambing | Purworejo (Jawa Tengah) | Ternak kambing memiliki prospek yang baik terutama permintaan yang tingi pada hari Raya Idhul Adha. |
7. | Babi | Sulawesi Utara (Minahasa), Sumatera Utara, dan Bali | Ternak babi mudah dikembangkan dan memilki prospek yang bagus. |
8. | Lebah | Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan kepulauan Nusa Tenggara. | Lebah memiliki prospek yang bagus seiring kebutuhan madu yang terus meningkat. |